Jumat, 21 Juni 2013

Religion?

Malem ini gue iseng-iseng buka youtube.
karena keisengan gue, sampe lah gue di sebuah video yang berjudul:


"Hj. IRENA HANDONO: YESUS DIANGKAT JADI "TUHAN" TAHUN 325 Masehi"


Di Upload di sebuah Channel yang bertuliskan "ISLAM TERBUKTI BENAR"

di Video itu, Hj. Irena Handono adalah seorang mantan biarawati (kalo yang gatau, biarawati itu kaya semacam haji nya islam tapi cewe. dan biarawati itu ilmunya udah tinggi gitu) yang pindah jadi Islam karena dia menemukan fakta kalo Yesus itu baru jadi Tuhan tahun sekian oleh raja seseorang.

Dia juga bilang kalo Indonesia penuh kristenisasi dan semua orang Kristen ngatain Islam terus dan sebagainya.. nonton aja videonya dan video video lainya.

gue nonton banyak video yang mengungkapkan kristen yang sesungguhnya.

baik? engga. 

Gue adalah seorang katolik yang menjadi katolik karena gue lahir di keluarga katolik.

Gue gapernah di kasih kesempatan memilih Agama apapun.

Gue dari kecil di cekokin oleh ajaran Agama katolik tanpa tau kebaikan Agama lain.

Untungnya orang tua gue cukup pintar dengan tidak men-judge Agama lain dari isi kepalanya sendiri. or at least dia ga ngasih tau apa yang ada di dalam otaknya ke gue yang polos ini.

Sampai ber-umur 16 tahun, gue adalah seorang katolik yang pergi ke gereja karena yang gue tau kalo hari minggu, gue harus pergi ke gereja. dan itu yang membuat gue terkadang bolos ke gereja.

Orang tua gue cukup liberal tentang ber-agama. gue pernah punya pacar beda agama, dan seinget gue, mereka ga pernah mempermasalahkan perbedaan agama itu.

Gue adalah typical orang yang kalo di ajarin ga ngerti ngerti, tapi kalo nyari tau sendiri malah bisa.

contoh, gue dulu di ajarin kalo setiap minggu, gue harus ke gereja. sehingga gue pada waktu itu ber-asumsi kalo ke gereja adalah kewajiban. sama kaya gue pergi kesekolah tiap harinya. tetapi setelah baru-baru ini gue sedikit demi sedikit mengerti tentang Agama gue (entah bener ato ga bener) gue mulai merasakan kalo gereja adalah sebuah kebutuhan.

back to the topic

Gue pernah berada dalam fase yang menyangkal gue sebagai seorang katolik. gue pernah berada dalam fase dimana gue merasa jauh dari Tuhan, bahkan terkesan menjahui Tuhan.

gue gamau naif, gue mau jujur dan bilang kalo gue pernah berada dalam fase yang mencari kejelekan agama lain dan mencari apa sih bagusnya agama gue. 

lucunya adalah, ada kejelekan Agama lain yang gue temuin, tetapi kejelekan agama gue sendiri malah semacam bertaburan dari langit. tetapi yang lebih lucunya lagi adalah, semakin gue tau, semakin gue merasa kalo gue berada di jalan yang benar (INI BUKAN KRISTENISASI)

Ketika gue masih semangat-semangatnya nyari tentang "kebenaran" Agama itu sendiri, gue akhirnya berhenti di suatu titik yang menyadarkan gue bahwa "kebenaran" itu sendiri adalah fana.

ini simplenya. buat gue yang ga ngerokok, ngerokok itu tidak benar. tapi buat mereka yang merokok, merokok itu belum tentu tidak benar. maka dari itu kebenaran itu fana. semua hal di dunia ini benar. tetapi tergantung dari sudut mana kita melihatnya.

kemaren setelah gue ngobrol ngobrol sama temen gue, gue menemukan bahwa ada dua jenis kebenaran. kebenaran relative dan kebenaran mutlak. kebenaran relative adalah kebenaran yang sudah gue jabarkan di atas. sementara kebenaran mutlak adalah kebenaran yang tidak bisa di ganggu gugat keberadaannya. contoh membunuh. kita pun tau menurut pembunuh, membunuh adalah hal yang salah. segala jenis kebenaran yang gue tulis di bawah adalah jenis kebenaran relative.

dan ketika gue sampai pada tahap mengerti tentang kebenaran, sudut pandang gue tentang agama itu sendiri pun berubah. 

seperti channel youtube di atas "ISLAM TERBUKTI BENAR"
YAK GUE SETUJU!!!
tapi apakah bila gue setuju, berarti gue mengurangi ke-Imanan gue sama agama gue?

oke, simplenya gini. Gue Pascal dan gue Ganteng. sebut saja ada orang namanya X.
gue mengkaui bahwa si X ini juga ganteng.
apakah ketika gue mengatakan si X ini ganteng berarti ke-Gantengan gue berkurang?
apakah ketika gue mengatakan si X ini ganteng berarti ke-Gantengan siX bertambah?
yupz
Tidak!

Menurut gue, inilah persepsi  tentang "kebenaran" yang banyak salah pengertian.
ini agak frontal
tetapi di semua video yang gue tonton, semua haji haji itu menolak Kristenisasi. lalu supaya orang orang tidak jadi kristen, mereka ngomong panjang lebar di youtube dan di liatin semua orang. dan hal yang mereka omongin adalah rata-rata membuka semua aibnya kristen, supaya orang kristen sadar kalo agama mereka salah dan lalala yeyeye lalalala yeyeye. dan apa namanya itu kalo bukan Islamisasi.
apakah benar? menurut gue enggak. menurut mereka? belum tentu tidak.

kalo kata marcel "Tuhan memang 1~~~ kita yang tak sama~~~~"

Setelah gue menemukan banyak video2 itu, gue menemukan sebuah hal yang janggal.
hal itu adalah Jaman sekarang, Manusia lebih meninggikan Agamanya bukan Tuhannya. sehingga perpecahan ber-Agama sangat mudah terjadi. semua orang menganggap Agamanya lah yang terbaik. padahal kalo kita meninggikan Tuhan lebih dari pada Agama, Agama apapun sama baiknya.

Gue menemukan bahwa Agama adalah Hukum Adat berbasis Tuhan. kalo yang belom tau, Hukum Adat itu buatan manusia. dan Agama juga. sebuah hal yang cukup bodoh menurut gue kalo kita meng-Agungkan sebuah Agama yang buatan manusia tapi bawa bawa Tuhan.

ibu HJ Irena Handono itu kalo ga salah ngomong, "Yesus ga layak jadi Tuhan karena yang 'melantik' dia menjadi Tuhan adalah Manusia. Yesus juga manusia. jadi kalo Yesus mau jadi Tuhan, yang ngelantik dia harus yang jabatannya berada di atas Manusia" kalau begitu, kita juga gapunya kuasa apapun buat mengklaim Agama kita lebih baik dari pada Agama orang lain. bener kan?

oke ini Random banget. udah jam 12.34 dan gue malah nge-blog ga jelas. harusnya gue tidur. huam

terakhir, gue mau ngasih contoh simpel BANGET kalo semua Agama itu bener dan seharusnya gaada yang merasa Agamanya lebih bagus. ada sebuah quote yang mengatakan "Di mata Tuhan, Semuanya sama" Kasih tau sama gue sekarang, Agama mana yang ga pernah di kabulin doanya sama Tuhan. :)



Oke segitu aja dulu nge randomnya tengah malem. Ilmu gue tentang ber-Agama masih cetek banget. dan gue ga mau berusaha nge-dalemin. Agama udah Indah dengan apa adanya, ga perlu ada campur tangan seorang babigantenggg yang bisa ber-potensi menghilangkan keindahan itu sendiri.


JANGAN LUPA NONTON VIDEO GUE! LIKE, COMMENT, SUBSCRIBE AND SHARE.
I DO LOVE YOU GUYZ :D 


Selamat Pagi :D Salam babi gantenggg

9 komentar:

  1. postnya bagus! analoginya juga tepat, nggak kepikiran gue hehe. sayang sekarang banyak yang ngerasa dirinya paling ganteng, orang lain jelek.

    BalasHapus
  2. Semuanya bagus kecuali analogi ganteng.

    BalasHapus
  3. Bener bener. Ada beberapa pemikiran yang sama kayak apa yang gue pikirin, kecuali ganteng :')

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Well, akhirnya ada orang yang nulis soal apa yang ada di pikiran gue. Bapak ama anak emang sehati dah :") Cuma satu yang gue ga setuju, analogi-nya kenapa mesti elu ganteng sih?

    BalasHapus
  6. Sependapat dengan Pascal. Saat gw masih kecil, seringkali berdoa dan ke Gereja menjadi sekedar menjadi kewajiban, atau bahkan sekedar "rutinitas" mingguan. Bahkan seringkali gw mempertanyakan Tuhan dan kebenaranNya. Lalu seiring dengan berjalannya waktu, ada kerinduan tersendiri untuk tetap berdoa pergi ke Gereja, dan percaya sama Tuhan, yaitu pengalaman iman yang sifatnya personal.

    Tapi apakah "kerinduan" itu menjawab pertanyaan akan kebenaran? Apa sih kebenaran itu? Seperti kata Pascal, kebenaran itu relatif, apa yang bener buat gw belum tentu bener buat dia. Bahkan kebenaran berkembang sesuai dengan persepsi zaman. Bentuk kebenaran yang diajarkan agama 5000 tahun yang lalu belum tentu sama dengan bentuk ajaran kebenaran agama sekarang, atau mungkin 1000 tahun kedepan. Tapi dibalik ajaran2 itu, ada nilai yang hakiki, "jiwa" kebenaran sejati yang "pasti", yang ada disetiap ajaran agama. Di mata Tuhan, semuanya sama :).

    Lalu gimana dengan perbedaan "bentuk" ajaran kebenaran, yaitu keanekaragaman agama itu sendiri? Gw ada sedikit cerita untuk sharing hehe. Ada kisah tentang para menteri di suatu negeri antah berantah yang memperdebatkan suatu masalah yang sebenernya simpel. Raja yang ngeliat hal itu lalu membawa menterinya ke sebuah aula. Disana ada seekor gajah, Lalu masuklah tiga orang buta kedalam aula itu. Mereka lalu menyentuh gajah, yang pertama nyentuh gadingnya, yang kedua nyentuh kupingnya, dan yang ketiga nyentuh ekornya. Raja lalu minta agar ketiga orang buta tersebut mendeskripsikan gajah. orang buta yang pertama lalu bilang, kalau gajah itu halus, panjang, dan runcing di ujungnya. Orang buta kedua membantah orang buta pertama, dan bilang kalau gajah itu lebar, lembut, dan sangat tipis. Orang buta ketiga lalu ketawa dan bilang kalau kedua temannya salah, dan bilang kalau gajah itu berbulu, kasar, dan kecil. Dannnn bertengkarlah ketiga orang buta tersebut, menyalahkan satu sama lain.

    Tapi apakah mereka salah? Nggak. Mereka hanya melihat gajah dari persepsi mereka masing-masing. Melihat itu para menteri sadar kalau mereka melihat hal yang sama, tapi dari sudut pandang yang berbeda dan malah meributkannya, bukannya memakai perbedaan itu untuk saling melengkapi. Mungkin ini yang dapat menggambarkan keadaan masyarakan beragama Indonesia, seperti yg ada di videonya Pascal diatas. Tapi bagaimanapun juga ini komentar gw, relatif juga kan? Hehe

    Anw,tulisanlu kerenCal! Tulisanlu ini ngingetin gw sama lirik lagunya Sherina : Lihat segalanya lebih dekat dan kau bisa melihat lebih bijaksana. Pandangan dan pengalaman personal ditulis dengan lugas tapi santai. Analoginya keren :3! Mantab! Hehe. Keep up your great work Cal! :D

    BalasHapus
  7. Bener banget,semua agama itu baik,tapi kalo Tuhannya satu gue kurang setuju sih.mau nambahin aja.. bukan agama yang menyelamatkan tp Bapa di Surga lah yang menyelamatkan.
    Yesus memberikan keselamatan kepada semua manusia tp apakah kita pasti akan selamat ? bergantung dari kita menerima atau menolak keselamatan yang diberikan Yesus secara cuma-cuma kepada kita.

    BalasHapus
  8. analoginya sip bang, cuman gantengnya itu lho, hidup #PASCALGANTENG !

    BalasHapus